Arti dan Tujuan Yadnya Dalam Agama Hindu
Balishanty.co.id - Yadnya atau Upacara merupakan bagian ketiga dari kerangga dasar ajaran agama hindu. Kata Yadnya berasal dari urat kata Yaj yang berarti memuja ataumengadakan selamatan. Jadi Yadnya berarti: pemujaan suci,pengorbanan dengan hati yang tulus ikhlas tanpa pamrih. Dari sudut filsafat Yadnya berarti cara melakukan hubungan atman dengan paramatman antara manusia dengan Sanghyang Widhi serta semua manifestasinyadengan jalan yadnya untuk memoeroleh kesucian jiwa.
Yadnya pada dasarnya adalah pemberian dengan tulus iklas sebagai penyaluran yang iklas untuk kepentingan bersama. Penyaluran yang demikian adalah hukum sebab manusia didalam hidupnya di dalam dunia ini bersifat Anresamsya (tidak mementingkan diri sendiri) yaitu hidup sosial, cinta kasih sayang dan berkesadaran bawha setiap makluk idup itu pada hakekatnya sama (tat wam asi).
Baca juga: Arti dan makna banten daksina
Perkembangan hidup manusia yang lebih tinggi di tandai dengan penyaluran tenaganya untuk kepentingan atau pengornanan atas dirinya sendiri , yaitu pengabdian yang sejati kepada Ide Sanghyang Widhi Wasa dan hal ini disebut dengan Yadnya Sanatanam. sebab sanghyang widhi menciptakan manusia beserta makluk hidup lainya berdasarkan atas yadnya, maka hendaklah manusia hidup memelihara dan mengembangkan dirinya atas dasar yadnya sebagai jalan yang benar untuk mengembalikan utang budi kepeda ida sanghyang widhi wasa.
Dalam hal ini tercantum dalam Bhagawad Gita bab III No.10 sebagai berikut:
Sahayajnah prajah srstva
puro waca praja patih
aneena prasavisya dhvam
esa vo stristakamadhuk
artinya:
Pada jaman dahulu kala prajepati, menciptakan manusia dengan jalan yadnya dan bersabda: Dengan ini engkau akan mengembangkan dan akan mendapatkan keinginan mu yang memberi kebahagiaan.
Dewan bhavayata nena
te dwva bhawayantu vah
parasparem bhawayantah
sreyah param avap syatha
artinya:
Dengan ini kamu berbakti kepada Hyang Widhi dan dengan ini pula para dewa memelihara dan mengasihi kamu, jadi dengan saling memelihara satu sama lain, kamu akan mencapai kebahagiaan yang sempurna.
Dengan pengorbanan diri sendiri Iswara Pranidan, pengabdian pada tuhan maka msnusia akan mencapai kebebasan yang sejati ialah menunggal dengan Brahmana dan tak lagi mengikuti perputaran cakra Punarbhawa atau tidah menitis kembali.
Umat hindu memiliki suatu ajaran bahwa memblakangkan kepentingan pribadi dan menggalang kebahagian bersama adalah pelaksanaan darma yang sempurna yang disebut Yadnya Sanatanam.
Jadi upacara Yadnya itu adalah alat penyucian jiwa. Sibul-simbul, Patung-patung, Preteka-pretaka, atau pratima-pretima yang di pakai dalam upacara, menyimbulkan manifwstasi sanghyang widhi dalam wujud yang kita bayangkan sendiri.
Baca juga: Arti dan makna lambang swastika
Sibul-simbul, Patung-patung, atau pratima-pretima dan lain sebagainya yang di pergunakan dalam upacara itu bukanlah Ida Sanghyang Widhi, melainkan ia hanya simbilis yang dapat diangap untuk menciptakan persatuan dengan Ida Sanghyang Widhi dalam suasana kesucian.
Disamping simbol-simbol tadi juga mempergunakan:
- Tirta atau air suci adalah alat untuk membersihkan jiwa, Jiwa simbol dari wisnu dengan aksara suci" U" (Udaksa) = pemelihara.
- Api atau dupa adalah merupakan saksi dan pengantar persembahan kita, Simbul dari Brahma dengan aksara sucunya "A" (Agni) = pencipta.
- Bunga, canang sari atau banten adalah simbol dari sarinya Bumi perwujudan dari ganda, yang kita persembahkan kepada Hyang Widhi untuk menyampaikan rasa kecintaan dan kebahagiaan hati serta rasa trimakasi yang tulus dan suci, simbul dari Siwa dengan aksara sucinya "M" (Maruta) = pemrelina atau pelebur.
Segala upakara-upakara itu dipakai pada waktu didalam upacara. Di samping alat-alat lainnya yang fungsinya kadang-kadang sebagai hiasan dan cetusan rasa seni, seperti bentuk jejahitan sampian, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan alat untuk hidmatnya suasana dalam upacara.