Hari Ini Rabu 25 Maret 2009, Puncak Karya Panca Bali Krama
Upacara mapedada wewalungan (hewan untuk upakara tawur) digelar Selasa (24/3) kemarin di Pura Penataran Agung Besakih. Prosesi dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 13.00. Usai prosesi mapepada, wewalungan itu disembelih dan diolah menjadi upakara tawur terkait puncak Karya Panca Bali Krama (PBK) pada tilem kesanga Rabu (25/3) hari ini.
Upacara mapepada wewalungan di Pura Penataran Agung Besakih di-puput Ida Pedanda Gde Made Gianyar dari Geria Budakeling, Karangasem dibantu sejumlah tapini di antaranya Ida Pedanda Istri Mas dari Geria Budakeling. Ida Pedanda Istri Mas yang telah berusia lebih dari 100 tahun tetap semangat memberi petunjuk pangayah lainnya. Prosesi mapepada wewalungan dimulai dengan menghias hewan yang bakal dipakai sarana caru (tawur) itu. Hewan-hewan seperti sejumlah kerbau, sapi (godel), kambing, menjangan, kijang, anjing bangbungkem, kucit butuan diberi kalung atau selempot dari kain merah, kuning atau hitam. Hewan yang besar seperti sapi, kerbau juga dikenakan karuista (ikat kepala dari alang-alang). Bersama hewan berkaki empat itu juga disertakan puluhan penyu, angsa, itik, ratusan ayam manca warna (lima warna).
Hewan caru ini juga diperciki tirta pabersihan, lantas dituntun mapepada (berjalan) mengitari ke arah kiri (mresamya), palebahan Pura Penataran Agung Besakih sebanyak tiga kali. Prosesi iring-iringan mapepada terdepan seluruh senjata Dewata Nawa Sanga seperti Gada, Nagapasa, Padma, Angkus dan Trisula serta kekober. Berikutnya di-pundut pajenengan Ida Ratu Bagus Pande berbentuk pedang.
Usai mengitari palebahan Pura Penataran tiga kali, iring-iringan yang diikuti baleganjur itu kembali masuk ke Penataran di depan bale pawedaan. (bud)
Upacara mapepada wewalungan di Pura Penataran Agung Besakih di-puput Ida Pedanda Gde Made Gianyar dari Geria Budakeling, Karangasem dibantu sejumlah tapini di antaranya Ida Pedanda Istri Mas dari Geria Budakeling. Ida Pedanda Istri Mas yang telah berusia lebih dari 100 tahun tetap semangat memberi petunjuk pangayah lainnya. Prosesi mapepada wewalungan dimulai dengan menghias hewan yang bakal dipakai sarana caru (tawur) itu. Hewan-hewan seperti sejumlah kerbau, sapi (godel), kambing, menjangan, kijang, anjing bangbungkem, kucit butuan diberi kalung atau selempot dari kain merah, kuning atau hitam. Hewan yang besar seperti sapi, kerbau juga dikenakan karuista (ikat kepala dari alang-alang). Bersama hewan berkaki empat itu juga disertakan puluhan penyu, angsa, itik, ratusan ayam manca warna (lima warna).
Hewan caru ini juga diperciki tirta pabersihan, lantas dituntun mapepada (berjalan) mengitari ke arah kiri (mresamya), palebahan Pura Penataran Agung Besakih sebanyak tiga kali. Prosesi iring-iringan mapepada terdepan seluruh senjata Dewata Nawa Sanga seperti Gada, Nagapasa, Padma, Angkus dan Trisula serta kekober. Berikutnya di-pundut pajenengan Ida Ratu Bagus Pande berbentuk pedang.
Usai mengitari palebahan Pura Penataran tiga kali, iring-iringan yang diikuti baleganjur itu kembali masuk ke Penataran di depan bale pawedaan. (bud)