Notifikasi

Memuat…

Budaya Bali yang Unik

 Budaya Bali sering jadi salah satunya komponen paling penting dalam tiap faktor kehidupan di pulau yang kerap dikatakan sebagai pulau dewata ini. Kombinasi di antara agama Hindu-Dharma dan tradisi istiadat di tempat sudah banyak hasilkan kreasi seni yang unik, "hidup" dan penuh dengan adat yang bisa dengan gampang kita dapatkan di tiap pojok Pulau Bali. Berpura-pura cantik yang dibuat berdasar cerita-kisah magic yang ajaib, ritus keagamaan yang diselenggarakan berdasar kalender kuno dituruti oleh beberapa ratus sampai beberapa ribu orang kenakan pakaian tradisi adalah panorama setiap hari yang akan kita dapatkan di pulau yang keelokannya tidak tertandingi ini.


Di awal tahun 1970-an Pemerintahan Indonesia mulai membuat program pariwisata masal yang sukses membuat dunia sadar akan kehadiran Bali, saat itu bahkan juga warga dunia kemungkinan semakin lebih mengenali Pulau Bali daripada Indonesia. Sampai sekarang bisa ditegaskan banyak rumah masyarakat Australia, Eropa, Amerika dan penjuru dunia yang lain di mana dalam tempat tinggalnya akan diketemukan hasil kreasi seni ciri khas bali seperti lukisan, pahatan atau aksesori interior yang lain. Pergelaran seni musik tradisionil yang melipur dan atraksi tari tradisionil yang elok jadi salah satunya masa lalu yang tidak terlewatkan untuk mereka yang sudah berkunjung pulau ini. Seluruh kreativitas seni yang dibikin sampai ini hari kecuali selaku satu pertunjukan tontonan untuk beberapa pelancong, sebenarnya sebuah persembahan dan sinyal hormat ke Dewa Dewi dan beberapa nenek moyang, kemungkinan berikut fakta kenapa kesenian Bali terus terlihat "hidup" dan "bernyawa".


Ubud, Pusat Seni dan Budaya Bali

Catatan riwayat berkenaan teritori Ubud dapat ditelisik semenjak Era kedelapan masehi, berdasar satu sastra kuno yang tercatat pada bilahan daun lontar. Diceritakan mengenai seorang pendeta suci Hindu yang dari India namanya Rsi Markandeya yang dipercaya selaku salah satunya nenek moyang dan orang suci yang memulai peradaban di Bali dan sudah banyak membuat macam tatanan hidup untuk beberapa penganutnya saat itu. Rsi Markandeya dipandang seperti pendiri Pura Khusus untuk masyarakat Bali, Pura Besakih yang ada pas di bawah kaki gunung Agung.


Wilayah Campuhan Ubud mengambil alih perhatian Rsi Markandeya yang waktu itu rasakan getaran energi besar yang dari dusun di tempat, setelah tiba disitu beliau menjumpai tempat yang dipandang mempunyai potensi untuk dibuat jadi wilayah untuk berkebun. Tetapi pada waktu itu terhalang dengan keadaan tanah yang berbukit-bukit, sampai pada akhirnya beliau mengenalkan mekanisme terasering yang sampai saat ini masih digunakan di beberapa tempat di pulau Bali. Saat sebelum diketahui selaku pemroduksi beras, wilayah Campuhan Ubud dahulunya populer dengan bermacam jenis tanaman obat (ubad) yang ditengarai jadi asal mula nama Ubud.


Di saat kerajaan Majapahit roboh di era ke-15, terjadi migrasi besar beberapa figur bangsawan Jawa ke pulau Bali yang pada akhirnya membangun kerajaan Gelgel di kabupaten Klungkung. Pada era ke-17 banyak berdiri kerajaan baru di pulau Bali, diantaranya di Ubud, pada periode ini banyak di membangun rumah beberapa bangsawan di Ubud yang diberi nama Puri. Di periode ini juga banyak berlangsung peperangan antar kerajaan di Bali, sebab sama-sama berebutan daerah kekuasaan. Seorang pangeran dari kerajaan Gelgel Klungkung, mengelana ke wilayah dusun Sukawati untuk membuat satu kerajaan, beliau ialah seorang yang mempunyai hasrat tinggi dalam soal seni, hingga banyak seniman Bali dari bermacam wilayah dikirim ke wilayah Sukawati untuk menolong pembangunan istana-nya. Sesudah pembagunan istana habis, beberapa dari beberapa seniman itu pilih untuk tinggal di Sukawati, oleh karenanya sampai sekarang wilayah Sukawati tetap jadi salah satunya pusat bermacam aktivitas seni terhebat di Bali.


Di awal tahun 1930an, banyak pelancong asing yang tiba ke Bali, khususnya untuk bertandang ke Ubud. Salah satunya factor pemicunya yakni kekuatan dari Tjokorde Gede Agung Sukawati Raja Ubud waktu itu dalam berbahasa asing terutamanya Inggris dan Belanda. Disamping itu sebab kekuatan dan pengetahuan raja Ubud akan usaha, karena itu di bangunlah beberapa pondokan untuk tempat pelancong bermalam di Ubud. Perubahan pariwisata Ubud pun tidak terlepas dari peranan Raja Sukawati, kakak dari Raja Ubud yang mengundang seniman gambar Walter Spies untuk untuk tinggal dan melukis di Ubud. Lewat Walter Spies, Ubud jadi tren di kelompok seniman gambar asing. Kreasi lukisan Spies yang sering jadikan keelokan Bali selaku objek intinya demikian diterima secara baik oleh beberapa pencinta seni di dunia.


Oleh karenanya tidaklah aneh bila sekarang ini di tempat Ubud banyak dijumpai museum atau galeri lukisan dan beberapa benda seni yang lain sebutlah saja Museum Rudana, Museum Arma, Museum Blanco dan Museum Puri Lukisan, karena sudah lama, Ubud mempunyai riwayat seni yang panjang dan benar-benar warna. Disamping itu pertunjukan tari tradisionil banyak juga dijumpai di beberapa pojok Ubud, beberapa puluh sakaa berkompetisi untuk menyuguhkan tarian tradisionil seperti Tari Legong, Tari Barong, Tari Kebyar dan ada banyak kembali.

Baca Juga
Posting Komentar