Notifikasi

Memuat…

Pengertian Tanggap Wacana, Jenis, Sistematika dan Contohnya

Tanggap wacana masuk dalam kategori sesorah. Sesorah merupakan salah satu materi Bahasa Jawa untuk siswa Kelas VIII SMP dan Siswa Kelas XI SMA. Melalui artikel ini, diharapkan para siswa bis mengetahui apa itu tanggap wacana sambutan yang bisa dilakukan di masyarakat.

Tanggap wacana atau Sambutan sering disamakan dengan pidato. Secara substansial, tanggap wacana memiliki pengertian berbicara di hadapan umum. Dalam bab ini, hanya akan menyajikan berbagai contoh teks tanggap wacana yang akan sangat berguna bagi para calon pamwacana.

Pamwacana merupakan orang yang memberikan tanggap wacana (sambutan) dalam suatu acara. Sebagai seorang pamwacana harus memahami dua hal utama yakni jenis-jenis dan urutan tanggap wacana. Untuk mengetahui lebih jauh tentang kedua hal tersebut. Simak uraian di bawah ini:

Jenis-jenis Tanggap Wacana

Terdapat empat jenis tanggap wacana, yakni: Sambutan, Pengumuman, Ucapan Terima Kasih atau Ucapan Selamat Datang, dan Tanggap Wacana untuk Mempengaruhi Pendapat Orang Lain.

Sambutan
Sambutan merupakan salah satu jenis tanggap wacana yang bertujuan untuk memberikan hiburan atau pujian kepada yang mendengarkan. Dengan memberikan hiburan atau pujian, seorang pamwacana akan mebuat orang lain menjadi senang dan bahagia dalam hatinya. 

Pengumuman
Pengumuman merupakan salah satu jenis tanggap wacana yang bertujuan untuk memberitahukan sesuatu (segala) hal kepada orang lain (orang banyak) yang layak untuk diketahui. Tanggap wacana jebis ini membutuhkan respon dari orang-orang yang mendengarkan. Respon tersebut berupa pemahaman dari para pendengar terhadap segala hal yang disampaikan oleh pamwacana.

Ucapan Terima Kasih dan Selamat Datang
Ucapan terima kasih dan selamat datang merupakan salah satu jenis tanggap wacana yang berupa ucapan perwakilan dari seorang yang memiliki hajat atau seorang yang didukung kebutuhannya oleh banyak orang.

Tanggap Wacana untuk Mempengaruhi Orang Lain
Tanggap wacana ini dimaksudkan untuk mempengaruhi pendapat orang lain yang mendengar agar sesuai kehendak pamwacana. Target dari jenis tanggap wacana ini adalah orang-orang yang mendengarkan dengan senang hati mengikuti perintah pamwacana.

Urutan Tanggap Wacana

Terdapat enam poin yang menjadi bagian dari rangkaian tanggap wacana. Adapun urutannya adalah sebagai berikut:

Salam Pembuka
Salam pembuka yakni mengucapkan salam pertama atau pembuka di awal tanggap wacana. Terdapat berbagai macam salam pembuka yang semuanya tergantung pada masing-masing pamwacana.

Menurut ajaran agama Islam, salam pembuka yakni: “Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh.”  Disamping itu, terdapat salam pembuka yang tidak hanya berpatron pada salah satu ajaran agama, semisal: “Mugi sedaya katentreman tansah hangayomi panjenengan sami, awit sakit keparengipun Gusti Ingkang Maha Asih.”

Ucapan Awal
Ucapan awal berupa ucapan terima kasih kepada para hadirin, karena telah bersedia meluangkan waktu untuk menghadiri undangan dari seorang yang memiliki hajat. Di samping itu, pamwacana pula mengungkapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Agung.

Isi Tanggap Wacana
Isi tanggap wacana merupakan inti dari seluruh perkara yang harus disampaikan oleh tanggap wacana di hadapan para hadirin.

Kesimpulan
Kesimpulan merupakan inti dari isi tanggap wacana yang telah disampaikan oleh pamwacana di hadapan para hadirin.

Harapan
Harapan berupa petunjuk-petunjuk serta harapan-harapan dari yang telah diwacanakan kepada orang-orang yang mendengarkan.

Penutup
Penutup yakni ucapan terima kasih serta ucapan permintaan maaf pada hadirin kalau ada kekurangan dan kesalahan selama memberikan pengertian.

Contoh Tanggap Wacana

Di bawah ini terdapat contoh tanggap wacana yang dikelompokkan berdasarkan fungsi menjadi tiga sebagai berikut:

Contoh Teks Pidato Sambutan Tokoh Masyarakat di Acara Ngunduh Mantu

Silakan perhatikan Contoh Teks Pidato Sambutan Tokoh Masyarakat di Acara Ngunduh Mantu di bawah ini.

Assalamu alaikum wr.wb
Nuwun, wonten ngarsanipun para sesepuh pinisepuh ingkang kula bekteni.Wonten ngarsanipun sedaya para tamu kakung putri ingkang tansah winantu suka basuki, lan sedaya masyarakat ing Kecamatan…………….. ingkang sanget-sanget kula kurmati.

Ingkang sepisan kula ndherek mangayu bagya dhumateng  Bp……………. sekaliyan  dene panjenengan sampun kasembadan anggenipun   ngemah-emahaken kang putra putri nimas ayu…………….. lan nakmas bagus………………….

Nuwun  sewu  Bp……………….  sekaliyan  ,bilih  tugas/ tanggel jawabipun tiyang sepuh menika kejawi dados lantaran  para putra wonten ing alam donya menika, ugi nggadhahi kwajiban nggulawenthah, ndhidhik, ngagengaken…..…… lan ingkang pungkasan ngemah-emahaken utawi nikahaken. Nadyan temanten menika sampun panjenengan emah-emahaken, nanging panjenengan tetep ngawat-awati, supados anggenipun bebrayanan saged guyub rukun, gendhon rukon sak lami-laminipun.

Ingkang kaping kalih kula paringaken dhumateng sri penganten. Mas lan mbak manten gegah anganku marang sliramu kaya dene tembang Dhandhanggula  iki:

Atut runtut sinisihan salami, 
kakung putri trus sahabi praya,
Manunggal sih sutresnane, 
myang bangkit asesunu, 
Ngupa boga jangkebing wajib, 
atul sungkem Pangeran, 
Panembah satuhu, 
tanapi yayah lan rena,
Wekasane  baya  mulya  kang  pinanggih,  
winantu  suka rena.

Mula manten kakung putri ya kudu tansah mad- sinamadan, mong kinemong siji lan sijine, rinabuk rasa asih sakbendinane. Insya Allah bisa langgeng saklawas-lawase.

Kajaba saka iku, manten sekaliyan calone dadi anggota masyarakat, mula kudu srawung lan nindakake kegiatan jroning masyarakat, kayata: kerja bakti, siskampling, melu kumpulun RT lan sapanunggalane.

Para tamu kakung putri ingkang winantu ing suka basuki. Mekaten sekedhik andharan saking kula, mugi-mugi migunani dhumateng sri penganten. 

Purnaning atur santen peresan klapa. Wonten atur kula ingkang lepat,nyuwun pangapura. Nuwun.

Wassalamu alaikum wr.wb.


Baca Juga
Posting Komentar